Saturday, February 20, 2016

IPA

hai gais, hari ini saya akan ngepost tentang mata pelajaran ipa. langsung saja.
Bab 1

Sistem Reproduksi Manusia

A. Pembelahan Sel

Sel mengalami pembelahan, yaitu untuk pertumbuhan, perbaikan, dan reproduksi. Semua sel hidup berasal dari sel yang sudah ada sebelumnya (omnis cellula e cellula). Ini dinyatakan oleh Rudolf Virchow di tahun 1855. Pembentukan sel-sel baru atau anakan dari sel yang sudah ada sebelumnya dapat terjadi melalui proses pembelahan sel. Pembelahan sel dibedakan menjadi pembelahan mitosis dan meiosis. Pembelahan mitosis terjadi pada sel-sel tubuh (sel somatik) makhluk hidup. Pada pembelahan ini, dihasilkan sel anak yang mempunyai kromosom yang jumlahnya sama dengan kromosom sel induk. Pembelahan secara meiosis hanya terjadi pada organ kelamin. Pembelahan ini berfungsi untuk menghasilkan sel gamet (sel telur dan sel sperma). Melalui pembelahan ini akan dihasilkan sel anak yang mempunyai kromosom setengah dari kromosom sel induk.


1. Pembelahan Mitosis

Pembelahan mitosis menghasilkan 2 sel anakan yang mempunyai karakter identik secara genetik dengan sel induk. Kedua sel anakan yang terbentuk mempunyai susunan genetika yang sama, termasuk sama dalam jumlah kromosom dengan induknya. Kromosom yang dimiliki oleh sel anakan adalah 2n atau disebut dengan diploid. Sel diploid maksudnya sel-sel yang kromosomnya berpasangan (2n). Pembelahan mitosis merupakan proses yang berkesinambungan yang terdiri atas empat fase pembelahan, yaitu profase, metafase,anafase, dan telofase.

2. Pembelahan Meiosis

Pembelahan meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan 4 sel anakan yang sel anakan hanya memiliki setengah dari jumlah kromosom sel induk. Jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel anakan adalah n atau disebut dengan haploid. Meiosis disebut sebagai pembelahan reduksi. Pembelahan ini berlangsung dalam 2 tingkat yaitu meiosis I dan meiosis II. Meskipun demikian, fase-fase pembelahan meiosis mirip dengan fase pada pembelahan mitosis.

B. Organ Reproduksi Laki-laki



No Nama Organ Keterangan Struktur
1 Penis Bagian luar organ reproduksi laki-laki yang berfungsi sebagai saluran kencing (urin) dan saluran sperma.
2 Skorotum Bagian seperti kantung yang di dalamnya terdapat testis. Berfungsi menjaga suhu testis agar sesuai untuk produksi sperma.
3 Testis Bagian yang bentuknya bulat telur yang tersimpan dalam skrotum. Berfungsi untuk memproduksi sperma dan hormon testosteron.
4 Epididimis Saluran yang keluar dari testis yang berbentuk seperti tanda koma dengan ukuran ± 4 cm. Berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma sementara.
5 Vas Deferens Saluran panjang yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Berfungsi menghubungkan epididimis dan uretra.
6 Uretra Saluran yang terdapat dalam penis, merupakan akhir dari saluran reproduksi. Berfungsi sebagai saluran keluarnya sperma dan urin.
7 Kelenjar Vesikula Seminalis Bagian yang berbentuk seperti kantung kecil berukuran ± 5 cm yang terletak di belakang kantung kemih. Berfungsi menghasilkan zat-zat yang diperlukan untuk perkembangan sperma.
8 Kelenjar Prostat Bagian yang berbentuk seperti kue donat yang terletak di bawah kantung kemih. Berfungsi menghasilkan cairan bersifat asam.
9 Kelenjar Cowper Bagian yang berbentuk seperti kacang yang terletak di bawah kelenjar prostat. Berfungsi menghasilkan lendir dan cairan bersifat basa.
Sumber gambar: http://sdqblackburn.blogspot.co.id/
Proses pembentukan sperma disebut dengan spermatogenesis. Pembentukan sel sperma terjadi di dalam tubulus seminiferus. Kata “tubulus” berasal dari kata “tubula” yang artinya saluran, sedangkan kata “seminiferus” berasal dari kata “semen” yang artinya sperma. Jadi tubulus seminiferus adalah saluran panjang yang berkelok-kelok tempat pembentukan sperma. Kumpulan tubulus inilah sebenarnya struktur yang membentuk testis. Pada spermatogenesis terjadi pembelahan secara mitosis dan meiosis. Spermatogenesis merupakan tahap atau fase-fase pendewasaan sperma di epididimis. Setiap satu spermatogonium akan menghasilkan empat sperma matang.

C. Organ Reproduksi Perempuan



No Nama Organ Keterangan Struktur
1 Ovarium Struktur berbentuk seperti telur, berjumlah dua buah, terletak di samping kanan dan kiri rahim (uterus) dan berfungsi menghasilkan sel telur (ovum).
2 Saluran telur (TubaFallopi/oviduk) Saluran dengan panjang ±10 cm yang menghubungkan ovarium dengan rahim (uterus).
3 Infudibulum Struktur berjumbai dan merupakan pangkal dari tuba fallopi.
4 Rahim (uterus) Struktur seperti buah pir yang berfungsi sebagai tempat berkembangnya janin selama kehamilan.
5 Endometrium Lapisan yang membatasi rongga rahim dan meluruh saat menstruasi.
6 Vagina Saluran yang menghubungkan lingkungan luar dengan rahim, saluran mengalirnya darah menstruasi, dan saluran keluarnya bayi.
7 Servik Struktur rahim bagian bawah yang menyempit dan membuka ke arah vagina.

Sumber gambar: http://www.almansyahnis.com/2012/09/ringkasan-materi-sistem-reproduksi.html
1. Oogenesis

Oogenesis adalaha penciptaan ovum (sel telur) merupakan proses dari bentuk betina gametogenesis yang setara dengan jantan yakni spermatogenesis. Oogenesis berlangsung melibatkan pengembangan berbagai tahap reproduksi telur sel betina yang belum matang. Oogenesis di mulai sebelum anak perempuan lahir. Saat baru lahir, anak perempuan sudah memiliki bakal sel ovum (sel primordial) sebanyak 200.000 hingga 2.000.000, namun hanya sekitar 40.000 yang tersisa saat anak perempuan pubertas dan hanya 400 yang akan matang atau berkembang sempurna. Sel telur yang matang diovulasikan (dikeluarkan dari ovarium) selama siklus reproduksi perempuan.

2. Menstruasi

Menstruasi adalah suatu ke adaan keluarnya darah, cairan jaringan, lendir, dan sel-sel epitel yang menyusun dinding rahim. Apabila seorang perempuan mengalami menstruasi maka akan keluar darah melalui vaginanya. Menstruasi ini biasanya terjadi satu bulan sekali. Siklus menstruasi akan terjadi apabila sel telur yang dihasilkan oleh ovarium, tidak di buahi oleh sel sperma.

Menstruasi dibagi jadi 3 fase. Fase pertama adalah fase menstruasi, yaitu hormon FSH (follicle stimulating hormone) memicu berkembangya folikel dalam ovarium. Pada fase ini, dinding rahim luruh dan seorang perempuan mengalami menstruasi. Fase kedua adalah fase ovulasi, yaitu Hormon estrogen dan progesteron ini akan memicu dinding rahim untuk menebal. Tujuan dari menebalnya dinding rahim adalah untuk mempersiapkan tempat melekatnya embrio apabila sel telur dibuahi oleh sperma. Fungsi lain dari hormon estrogen adalah memicu kembali kelenjar pituitari untuk menghasilkan hormon FSH dan LH (leuteinizing hormone). Hormon LH terus diproduksi dan meningkat secara mendadak. Peningkatan hormon LH ini akan memicu pengeluaran sel telur dari folikel yang telah matang. Fase ketiga adalah fase sekretori, yaitu Sel telur yang telah diovulasikan akan ditangkap oleh fimbriae dan akan bergerak menuju tuba fallopi. Jika pada saat itu sel telur tidak dibuahi oleh sperma (tidak terjadi fertilisasi), maka akan dikirimkan sinyal tertentu pada korpus luteum untuk tidak memproduksi hormon estrogen dan progesteron lagi. Rendahnya hormon estrogen dan progesteron menyebabkan jaringan penyusun dinding rahim rusak dan pembuluh darah yang ada pada dinding rahim pecah, sehingga perempuan akan mengalami menstruasi.

Sumber gambar: http://pelajarkomunitas.blogspot.co.id/2013/05/proses-terjadinya-menstruasi-pada.html
3. Fertilisasi

Apabila ada sel sperma yang masuk ke dalam saluran reproduksi perempuan, sel sperma tersebut akan bergerak menuju sel telur. Apabila telah bertemu dengan sel telur, bagian kepala sperma akan masuk ke dalam sel telur dan meninggalkan bagian ekornya di luar sel telur. Proses inilah yang mengawali terjadinya fertilisasi. Fertilisasi merupakan proses peleburan inti sel sperma dengan inti sel telur sehingga membentuk zigot. Proses fertilisasi ini terjadi di dalam tuba fallopi. Zigot yang terbentuk setelah terjadinya fertilisasi akan melakukan pembelahan, selanjutnya berkembang menjadi embrio yang akan menuju ke rahim kemudian tertanam (implantasi) ke dalam endometrium. Pada kondisi ini sese orang mengalami kehamilan.

D. Penyakit Pada Organ Reproduksi

1. Gonorhoe (GO)

Penyaki Gonorhoe disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Gejala penyakit ini adalah rasa sakit dan keluar nanah pada saat kencing, serta keputihan berwarna kuning hijau pada wanita. Penyakit ini dapat menye babkan kebutaan pada bayi yang baru lahir.

2. Sifilis (Raja Singa)

Sifilis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Gejala awal penyakit ini adalah luka pada tempat masuknya bakteri ke dalam tubuh, biasanya pada daerah sekitar kelamin. Penyakit ini dapat menyebar dan menyerang organ-organ tubuh lainnya, kemudian menimbulkan kerusakan pada organ tersebut.

3. Herpes Simplex Ganitalis

Penyakit herpes simplex genitalis disebabkan oleh virus Herpes simplex tipe II, yang menyerang kulit di daerah genitalia luar, anus, dan vagina. Gejala penyakit ini berupa gatal-gatal, pedih, dan kemerahan pada kulit di daerah kelamin. Pada daerah tersebut kemudian timbul beberapa lepuh kecil-kecil, selanjutnya lepuh menjadi pecah dan menimbulkan luka. Penyakit herpes sulit sekali sembuh dan sering kambuh setelah beberapa bulan atau tahun.

4. HIV/AIDS

Penyakit AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immune Deficiency Virus) yang menyerang sistem imunitas atau kekebalan tubuh penderita. Saat ini penyakit yang disebabkan oleh virus HIV ini lebih dikenal dengan istilah AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). Saat ini belum ditemukan vaksin pencegahnya dan belum ada obat yang betul-betul dapat diandalkan. Namun, penderita HIV belum tentu penderita AIDS. Namun, penderita AIDS sudah pasti penderita HIV.

5. Keputihan

Keputihan yaitu penyakit kelamin yang terjadi pada perempuan dengan ciri-ciri terdapat cairan berwarna putih kekuningan atau putih keabu-abuan pada bagian vagina. Cairan tersebut bersifat encer maupun kental, berbau tidak sedap dan bisa menyebabkan rasa gatal pada vagina. Penyakit ini bisa diakibatkan oleh infeksi jamur Candida albicans, bakteri, virus dan parasit. Penyakit ini dapat terjadi apabila kebersihan bagian vagina dan sekitarnya kurang dijaga dengan baik.

6. Epididimitis

Penyakit ini terjadi pada pria. Epididimitis adalah peradangan pada saluran epididimis yang disebabkan oleh infeksi atau karena terkena penyakit menular seksual. Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri disertai pembengkakan pada salah satu testis. Salah satu penyebab terjadinya penyakit ini adalah perilaku seks bebas.

Namun, penyakit diatas dapat juga kita cegah. Berikut adalah cara yang paling gampang  untuk dilakukan sebagai pencagahan.

Menggunakan celana dalam yang berbahan katun dan bertesktur lembut. Hindari bahan yang bersifat panas, kurang menyerap keringat dan berbahan ketat (misalnya jeans).
Biasakan membilas dengan bersih organ reproduksi setiap selesai buang air kecil maupun buang air besar. Selanjutnya, keringkan sisa air yang masih menempel di kulit dengan menggunakan tissue atau handuk hingga benar-benar kering. Ini akan dapat mengurangi resiko terjadinya infeksi oleh jamur pada bagian organ reproduksi.
Mengganti celana dalam minimal 2 – 3 kali sehari.
Memotong rambut yang ada di daerah organ reproduksi apabila sudah panjang, karena apabila terlalu panjang akan menjadi sarang kuman.
Bagi perempuan, apabila sedang mengalami menstruasi, gantilah pembalut sesering mungkin. Pada saat aliran darah banyak, dapat menggantinya minimal 5-6 jam sekali. Darah yang tertampung pada pembalut bisa menjadi media tumbuhnya kuman penyebab infeksi.
Bagi perempuan, hindari menggunakan sabun pembersih daerah kewanitaan dan patyliner secara terus menerus. Penggunaan sabun pembersih daerah kewanitaan akan mengubah pH vagina dan akan membunuh bakteri baik ( flora normal ) dalam vagina yang selanjutnya akan memicu tumbuhnya jamur.
Rajin berolahraga dan banyak mengkonsumsi buah dan sayur. Selain bermanfaat bagi kesehatan, juga dapat mencegah terjadinya infeksi organ reproduksi oleh jamur.


Bab 2

Reproduksi Pada Tumbuhan dan Hewan



 A. Reproduksi Pada Tumbuhan

Reproduksi pada tumbuhan dibedakan menjadi 2 cara, yaitu reproduksi secaara seksual dan reproduksi secara aseksual. Repdroduksi secara seksual adalah membutuhkan sel kelamin yaitu sel sperma dan sel telur dan proses fertilisasi untuk menghasilkan biji. Reproduksi secara aseksual adalah menghasilkan individu baru tanpa me libatkan proses fertilisasi (proses peleburan inti sel sperma de ngan inti sel telur sehingga membentuk zigot).

Reproduksi aseksual alami tumbuhan Angiospermae dengan menggunakan rhizoma, stolon, umbi lapis, umbi batang, kuncup adventif daun, dan anakan. Reproduksi aseksual buatan dapat dilakukan melalui cang kok, merunduk, menyambung, menempel dan setek. Sedengakan reproduksi seksual untuk tumbuhan angiospermae dengan menggunakan Penyerbukan (Polinasi). Penyerbukan juga dibagi lagi, yaitu:

Angin (Anemogami)
Serangga (Entomogami)
Burung (Ornitogami)
Kelelawar (Kiropterogami)
Manusia (Antropogami)
Selain dengan penyerbukan juda bisa dilakukan dengan cara pembuahan, yaitu jatuhnya serbuk sari ke kepala putik. Namun, juga ada cara penyebaran biji. Penyebaran biji dibagi menjadi 4, yaitu:

Anemokori
Hidrokori
Zookori
Antropokori
 Cara yang terkahir pada tumbuhan angiospermae adalah perkecambahan.

Reproduksi pada tumbuhan Gymnospermae secara seksual melalui penyerbukan dan pembuahan yang terjadi pada strobilus. Reproduksi aseksual terjadi melalui tunas akar pada tumbuhan pinus dan bulbil pada tanaman pakis haji.

Reproduksi pada tumbuhan paku dengan cara mengalami tahap gametofit dan sporofit. Reproduksi seksual pada tahap gametofit yaitu dengan dihasilkannya sel kelamin. Sel kelamin jantan dan betina yang dihasilkan akan mengalami fertilisasi. Tahapan selanjutnya ialah tahap sporofit yaitu dimulai ketika zigot hasil fertilisasi akan tumbuh menjadi tumbuhan paku yang dapat menghasilkan spora.

Reproduksi pada tumbuhan lumut dengan cara  reproduksi seksual dan aseksual pada satu kali siklus hidupnya. Reproduksi seksual dengan menghasilkan gamet jantan dan gamet betina, yaitu pada tahap gametofit. Pada tahap sporofit tumbuhan lumut menghasilkan spora. Reproduksi lumut secara aseksual dapat melalui gemmae atau kuncup.

B. Reproduksi Pada Hewan

Teknologi reproduksi pada tumbuhan meliputi vertikultur, hidroponik, dan kultur jaringan tumbuhan. Hewan dapat melakukan reproduksi aseksual melalui tunas, fragmentasi, dan partenogenesis. Berdasarkan cara perkembangan dan kelahiran embrionya hewan yang bereproduksi secara seksual dibagi menjadi hewan vivipar, ovipar dan ovovivipar. Beberapa hewan dapat mengalami tahap reproduksi seksual dan tahap reproduksi aseksual dalam satu kali siklus hidup, misalnya pada ubur-ubur. Beberapa hewan dapat mengalami metamorfosis atau perubahan struktur tubuh tiap tahap pertumbuhan dan perkembangannya. Metamorfosis dapat digolongkan menjadi metamorfosis sempuna dan metamorfosis tidak sempurna. Teknologi reproduksi pada hewan ialah melalui inseminasi buatan. Hewan dan tumbuhan terjaga kelangsungan hidupnya selain melalui reproduksi juga melalui peristiwa adaptasi dan seleksi alam.



Bab 3

Kependudukan dan Lingkungan



A. Dinamika Penduduk

1. Kelahiran (Natalitas)

Angka kelahiran dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
Angka kelahiran = jumlah bayi lahir dalam setahun : jumlah penduduk x 1000
Apabila angka kelahiran menunjukkan angka kurang dari 20 (<20),
maka angka kelahiran di wilayah tersebut tergolong rendah.
Apabila angka kelahiran menunjukkan angka antara 20 –30, maka angka kelahiran di wilayah tersebut tergolong sedang.
Apabila angka kelahiran menunjukkan angka lebih dari 30 (>30), maka angka kelahiran di wilayah tersebut tergolong tinggi.

2. Kematian (mortalitas)

Angka kematian dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
Angka kematian = jumlah penduduk meninggal dalam setahun : jumlah penduduk x 1000
Apabila angka kematian menunjukkan angka kurang dari 14 (<14), maka angka kematian di wilayah tersebut tergolong rendah.
Apabila angka kematian menunjukkan angka antara 14 – 18, maka angka kematian di wilayah tersebut tergolong sedang.
Apabila angka kematian menunjukkan angka lebih dari 18 (>18), maka angka kematian di wilayah tersebut tergolong tinggi.

3. Perpindahan Penduduk (Migrasi)

B. Dampak Peningkatan Jumlah Penduduk terhadap Masalah Lingkungan

Penurunan kualitas lingkunagn akibat limbah/sampah
Berkurangnya ketersediaan air bersih. Ciri-cirinya, yaitu adanya perubahan suhu, adanya perubahan pH, adanya perubahan warna bau rasa, adanya endapan atau bahan terlarut.
Semakin banyak jumlah penduduk, maka resiko terjadinya pencemaran semakin tinggi. Semakin banyak jumlah penduduk, maka jumlah air yang dibutuhkan semakin banyak.  Semakin banyak jumlah penduduk, maka ketersediaan udara bersih semakin berkurang. Semakin banyak jumlah penduduk, maka ketersediaan ruang dan lahan pertanian semakin sedikit.



Bab 4

Partikel Penyusun Benda Mati dan Makhluk Hidup



Setiap benda dan makhluk hidup tersusun oleh molekul-molekul. Molekul ini tersusun atas partikel yang lebih kecil yaitu atom. Atom tersusun atas partikel subatom yaitu proton yang memiliki muatan positif, elektron yang memiliki muatan negatif, dan neutron yang tidak bermuatan. Selain disusun oleh molekul yang berbeda, sifat-sifat suatu materi atau benda yang berbeda juga dapat disebabkan oleh perbedaan susunan molekul-molekul dalam materi itu. Ada beberapa teori perkembangan atom, yaitu teori Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr, dan teori atom modern. Partikel subatom, misalnya elektron banyak digunakan dalam berbagai bidang, misalnya dalam mikrokskop elektron dan sinar-X. Setiap atom memiliki nomor atom dan nomor massa. Nomor atom menunjukkan jumlah proton, sedangkan nomor massa menunjukkan penjumlahan proton dan neutron. Molekul dan atom yang menerima atau melepas elektron menjadi bermuatan dan membentuk ion. Proses pembentukan ion itu disebut ionisasi. Ion yang bermuatan positif disebut kation. Sedangkan ion yang bermuatan negatif secara umum disebut anion. Gaya tarik-menarik antara kation dan anion dalam senyawa tersebut disebut ikatan ionik. Pembentukan ikatan kimia melalui penggunaan bersama elektron antardua atom disebut dengan ikatan kovalen. Susunan elektron di dalam suatu atom disebut dengan Konfigurasi elektron. Tingkat energi dalam suatu atom berturut-turut adalah tingkat energi K atau n=1 yang dapat ditempati oleh 2 elektron, L untuk n=2 yang dapat ditempati oleh 8 elektron, M untuk n=3 yang dapat ditempati oleh 18 elektron dan seterusnya. Uji nyala dapat digunakan untuk mengetahui kandungan beberapa unsur dalam suatu senyawa secara sederhana. Intan dan grafit tersusun atas atom yang sama yaitu atom karbon(C), namun membentuk struktur dan jenis ikatan yang berbeda sehingga dapat dihasilkan karakteristik yang berbeda. Pada intan masing-masing atom karbon (C) mengikat empat atom karbon (C) lainnya dengan ikatan kovalen membentuk struktur tetrahedral. Ada beberapa jenis plastik didasarkan pada bahan penyusunnya, yaitu plastik PETE, HDPE, PVC, LDPE, PP, PS, dan jenis lain. Masing-masing jenis plastik memiliki karakteristik yang berbeda sehigga pemanfaatannya juga perlu memperhatikan karakteristik dari jenis plastik tersebut. Ada banyak jenis logam yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya baja, stainless steel, galvalum, perunggu, dan kuningan. Suatu logam dapat dipadukan dengan logam yang lain sehingga dapat diperoleh sifat yang baru. Tulang tersusun atas bagian yang hidup yaitu sel-sel tulang (osteosit) dan bagian tak hidup. Zat organik penyusun tulang antara lain yaitu kolagen, proteinpolisakarida, dan glikoaminoglikan. Zat anorganik penyusun tulang yaitu senyawa hidroksiapetit.

Pada atom natrium (Na) yang melepaskan satu elektron, atom  natrium (Na) yang pada mulanya bersifat netral akan berubah menjadi Na bermuatan +1 yang ditulis Na+. Jenis Na+ tersebut disebut ion Na+. Berdasarkan penjelasan tersebut, apakah kamu dapat menyimpulkan apa itu ion? Ion yang bermuatan positif seperti ion Na+ secara umum disebut kation. Contoh lain adalah atom kalisum (Ca) yang mempunyai susunan elektron dalam atomnya K=2, L=8, M=8, dan N=2. Agar mempunyai 8 elektron pada kulit terluar maka kalisum (Ca) melepaskan dua elektron menjadi ion Ca2+. Sebaliknya atom klor (17Cl) mempunyai susunan elektron K=2,L=8, dan M=7. Agar atom klor (Cl) stabil maka ditangkaplah satu elektron dari atom lain agar kulit atom M terisi 8 elektron. Atom klor (Cl) yang menerima satu elektron akan kelebihan muatan negatif. Atom klor (Cl) yang pada mulanya bersifat netral mempunyai 17 proton dan 17 elektron, jika menerima satu elektron dari luar maka atom klor (Cl) akan menjadi bermuatan -1 atau ditulis Cl. Ion yang bermuatan negatif secara umum disebut anion.

Sumber: dianalimsumi.blogspot.co.id
sekian postingan saya kali ini sampai jumpa di post lain. bye

No comments:

Post a Comment