halo lagi gaissss!!! gimana kabarnya semua? ya pasti baek lahhh, wkwkwk. saya balik lagi ngepost ttg pelajaran agama katolik. ini salah satu pelajaran di sekolah saya di batam. cukup cincong langsung saja ya!
Bab 1
Allah Berkehendak Menyelamatkan Semua Orang
A. Arti Keselamatan
Kata “Keselamatan” berasal dari bahasa Yunani yaitu sozo artinya menyelamatkan, membebaskan, mengawetkan, melestarikan, menyembuhkan. Keselamatan bagi manusia berarti “menyembuhkan dari kematian atau mempertahankan hidup.” (Barclay M Newman Jr, Kamus Yunani - Indonesia (bpk Gunung Mulia, Jakarta, 1991) 167).
B. Keselamatan dalam Kitab Suci
Dalam Alkitab mengandung makna yang luas, bahkan Paulus mengukanpkan kasih. Keselamtan sudah pasti ada dalam diri Yesus Kristus, teteapi masih banyak orang yang bingung bagaimana cara mendapatkan keselamatan. Menurut Paulus: “Sebab kasih karunia, kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri.” (Ef. 2:8-9).
Tanda kasih Allah adalah keselamatan dalam diri Yesus itu lebar, panjang, dalam dan tingginya lebih dari apapun jua di dunia ini (Ef. 3:18). Terdapat 4 arti penting dalam keselamatan, yaitu:
Diselamatkan dari dosa dan perbudakan (Roma 10:1 Kisah Rasul 7:25)
Diselamatkan dari kehancuran dan penghinaan (Ibrani 10:1)
Diselamatkan dari tubuh yang menderita atau sakit (Kisa Rasul 3:6, 4:10)
Diselamatkan dari kutuk dan maut, hingga sampai akhirnya (Roma 13:11)
Beberapa contoh dalam Alkitab bahwa Allah menyelamatkan manusia:
Allah menyelamatkan manusia dengan menciptakan segala sesuatu. Salh satunya adalah Allah mencipatakan tempat yang istimewa bagi manusia seperti yang terdapat dalam (Kej. 1-2)
Allah menyelamatkan manusia dalam perjalanan hidupnya. Contohnya adalah saat Allah memanggil Abraham untuk pindah ke negri yang lebih baik(Kel 12:1-9), memberikan Abraham keturunan ( Kej 18:1-15), tidak membiarkan umat-Nya bangsa Israel kelaparan melalui Yusuf ( Kej 37-50), mengutus Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan bangsa Mesir.
Allah menyelamatkan manusia dengan menghadirkan sesama. Misalnya adalah Allah menhadirkan orang tua, saudara, guru-guru, teman-teman, masyarakat,dsb bagi kita.
Contoh hal diatas dilakukan Tuhan dengan cuma-cuma hanya untuk menyelmatkan manusia dan Ia lakukan tanpa pamrih.
C. Tanda Keselamatan Allah
Tanda keselamatan Allah yang paling nyata dan agung adalah kehadiran Yesus Kristus. Seperti yang dikatakan dalam Yohanes 3:16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya pada-Nya beroleh hidup yang kekal”. Oleh karana itu, Paulus mengatakan, ”Barang siapa mengenal Yesus, ia mengenal Allah sendiri” (Kol 1:19). Kehadiran Yesus merupakan penggenapan rencana keselamatan Allah bagi manusia.
Sama halnya dengan Yesus, kita juga dapat menjadi tanda keselamatan Allah bagi sesama kita. Kesediaan kita untuk menolong semua orang tidak pilih-pilih, mengasihi tanpa terkecuali, dapat menjadi tanda syukur kita akan keselamatan yang dianugerahkan Allah kepada kita.
Ada berbagai sarana bagi manusia untuk menghayati Allah sebagai sumber keselamatan, salah satunya dengan Sakramen Ekaristi karena dengan mengikutinya, kita disatukan dan diselamatkan oleh Tuhan Yesus. Allah sebagai sumber keselamatan sejati dapat juga dijumpai dan dirasakan melalui doa dan Kitab Suci.
Karya keselamatan Allah pada manusia tetap berlangsung hingga sekarang dan sampai akhir zaman. Oleh karena itu, kita selayaknya menanggapi dengan berbuat kasih pada sesama sehingga dapat menjadi sarana keselamatan Allah bagi orang lain di hidup kita.
Bab 2
Beragama dan Beriman sebagai Tanggapan atas Kehendak Allah
A. Unsur Hakiki dari Agama adalah Wahyu dan Iman
Wahyu adalah pernyataan diri Allah terhadap manusia (Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia). Unsur dari wahyu adalah mengenalkan/memperkenalkan, menunjukan, menghadirkan Diri dan kehendak-Nya (datang, mendekat/melawat, mendekatai, menyapa, menolong).
Iman adalah tanggapan manusia terhadap perwahyuan diri Allah. Penyerahan diri secara total kepada Allah dan kehendak-Nya. (Kejadian 22:15-19, Ayub 1: 20-22, Lukas 1 : 30-38).
Agama memiliki unsur dasra wahyu dan iman, tidak hanya dihayati secara personal tapi secara kolektif. Agama butuh ungkapan yang obyektif, seperti: Hidup mengumat (jemaat), Ibadah (ritual keagamaan), Ajara, Pelayanan kemasyarakatan.
Hidup manusia dalam beragam selalu bersifat dianamis, artinya manusia dapat bergerak semakin mengerti, memahami, menghayati dan mengaplikasikan ajaran imannya dalam kehidupan sehari-hari dan berkembang menuju perbaikan diri (Pertobatan).
B. Pandangan Umum tentang Agama
Agama adalah sesuatu yang melekat dalam diri sesorang, berupa ungkapan dan perwujudan keyakinan pribadi yang menuntun seseorang pada keselamatan kini dan nanti di akhirat. Dari dulu manusia sudah menyadari bahwa Allah merupakan sumber kepercayan kepada Allah yang menyelamatkan itu. Ungkapan kepercayaan yang dibuat manusia misalnya dalam bentuk ritual-ritual atau upacara-upacara keagamaan/kepercayaan.
Di Indonesia ada 6 agam yang diakui, yaitu: Kristen, Katolik, Islam, Hindu, Budha, dan Konghucu.
Ada berbagai alasan/motivasi yang muncul saat manusia menganut suatu agama:
Mencari perlindungan (rasa aman) dalam hidupnya
Menemukan jawaban atas persoalan hidup
Menemukan arti/makna hidup
Sebagai pedoman delama menentukan tindakan yang baik
Memuaskan kerinduan akan masa depan yang lebih baik
Agama menjadi sarana bagi manusia untuk mengenal dan membangun relasi yang akrab dengan Tuhan Yang Maha Esa dan juga dengan sesama manusia beserta lingkungannya. Namun, tidak semua orang menghayati hidup beragama secara benar. Beberapa penghayatan yang tidak benar :
Menjalani hidup beragama hanya sebatas hal-hal lahiriah
Beragama KTP (beragama dirasa sudah cukup jika mencantumkan identitas agama yang dianutnya dalam KTP)
Beragama hanya menjalankan perintah-perintah dari pemimpin agama saja
Menyalahgunakan agama untuk kepentingan diri sendiri atau kelompok
Menjadikan agama untuk kepentingan politis dan sebagainya
C. Tujuan Manusia Beragama
Menemukan rasa aman ketika menghadapi kesulitan dalam hidup
Untuk memperoleh arti hidup
Untuk pedoman dalam menentukan tindakan yang baik
Penghayati nilai-nilai hidup beragama yang tidak benar akan menimbulkan sikap munafik, fanatisme sempit dan munculnya berbagai bentuk tindakan manusia yang tidak baik ,misalnya pelanggaran-pelanggaran hukum, pelanggaran HAM, pelanggaran kemanusiaan, korupsi, dsb.
Beragama yang benar harus didasarkan pada dorongan dari dalam untuk mencari kebenaran. Beragama harus dengan motivasi untuk membangun hubungan yang semakin menadalam dengan Tuhan dan sesamanya. Bergama yang benar, tidak cukup hanya menjalankan ajaran agama sebatas mengikuti aturan-aturan dalam agamanya untuk menghindari hukuman (dosa) dan memperoleh pahala.
Bab 3
Beriman Kristiani
A. Menjadi Katolik
Menjadi katolik artinya menerima dengan iman, wahyu Tuhan dan undangan dalam persatuan dengan-Nya. Sebagai murid Kristus, kita tidak hanya mengikuti sebuah buku, tetapi Seorang Pribadi Yesus Kristus sendiri, itulah sebabanya kita disebut sebagai “Christ-ian” atau Kristiani/Kristen. Karena kasih-Nya yang sempurna inilah, Kristus ingin terus tinggal di tengah kita dan bersekutu/bersatu dengan kita. Sebab kasih selalu menginginkan kebersamaan. Kristus menghendaki kebersamaan dan persekutuan antara kita dengan Dia, atas dasar kasih dan kebenaran, sebab Ia Allah yang adalah Sang Kasih (1 Yoh 4:8) dan Kebenaran (Yoh 14:6). Maka menjadi Katolik adalah menjadi seorang Kristiani sebab seorang Kristiani sudah seharusnya menerima segala yang diwahyukan Allah di dalam Kristus.
B. Iman dan Makna Beriman
Iman dibagi menjadi 2 unsur, yaitu:
Unsur pribadi, artinya percaya kepada Allah akan segala kasih dan kebijaksanaan-Nya, sehingga kita mau menyerahkan diri kita tanpa syarat kepada-Nya.
Unsur obyektif, yaitu kita percaya akan isi wahyu yang diberikan Tuhan, memegangnya sebagai sesuatu yang ilahi.
1. Makna Beriman
Beriman tidak hanya tahu atau percaya, melainkan bernai melakukan apa yang diketahuinya dan dipercayainya. Beriman kepada Tuhan berarti menyerahkan diri secara total kepada kehendak Tuhan. Penyerahan diri secara total muncul berdasarkan keyakinan bahwa Tuhan pasti memberikan dan melakukan yang terbaik bagi manusia. Yang dikehendaki Tuhan semata-mata adalah kebahagiaan dan keselamatan manusia. Sikap penyerahan diri secara total tersebut memungkinkan manusia tidak tawar menawar apalagi memaksakan kehendaknya, tidak ragu-ragu.
2. Manfaat Beriman
Manfaat beriman bagi manusia misalnya adalah: tidak was-was atau khawatir akan hidup yang sedang dijalani, dekat dengan Allah sehingga merasa bahagia, damai, aman, tenang, dan optimis dalam menata hidup. Dengan beriman, kita juga memiliki kekuatan dan keberanian dalam menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya.
3. Contoh Tokoh Beriman yang Ada dalam Alkitab
Abraham: Ia berani meninggalkan tanah kelahirannya bersama seluruh keluarganya dan seisi rumahnya berjalan menuju tanah terjanji, tanah Kanaan.
Daud: Walaupun dipandang kecil, namun ia memiliki iman yang kuat sehingga dapat mengalahkan Goliat yang jauh lebih besar dan kuat.
Bunda Maria: Walaupun ia menanggung banyak resiko, ia pasrah dengan sepenuhnya hati kepada kehendak dan rencana Allah.
Yesus Kristus: Ia tetap setia pada kehendak Allah walaupun harus menanggung resiko sengsara dan kematia di kayu salib.
4. Aspek dalam Beriman
Iman adalah rahmat
Iman adalah anugrah
Iman itu personal
Beriman itu proses
Iman berkembang dalam kebersamaan dengan orang lain
C. Kasih Karunia
Anugerah atau hadiah itu cuma cuma diberikan dari yan atas kepada yang dibawah, yang sesungguhnya mereka tidak layak menerimanya. Demikian juga dari Tuhan kepada kita manusia, yang tidak layak menerima kebaikan Allah. Kasih karunia merupakan sarana Allah dalam:
Penyelamatan manusia berdosa
PersekutuanNya dengan manusia berdosa
Perdamaian Allah dengan manusia berdosa
Bab 4
Mewujudkan Iman Kristiani dalam Hidup Sehari Hari
Orang beriman Kristiani sejati adalah orang yang hidup dan tindakannya senantiasa diwarnai dan dimotivasi oleh iman Kristianinya, dan bukan sekedar oleh alasan keagamaan yang cenderung lahiriah. Seorang yang beriman Kristiani adalah seorang yang religius, yaitu orang yang selalu menyadarkan hidupnya pada Kristus dan menyadari bahwa seluruh peristiwa hidupnya merupakan karya Kristus yang menyelamatkan. Dapat disimpulkan bahwa istilah iman dan percaya dalam komponen-komponen Alkitab:
Percaya dan menerima bahwa sesuau itu benar
Mengandalkan dan mempercayakan diri
Setia dan taat
A. Pengertian Iman
Iman adalah penyerahan diri secara total (menyeluruh) kepada kehendak Allah. Iman juga bisa diartikan sebagai hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus. Sifat-sifat iman adalah :
Mengatur manusia kepada keselamatan
Iman yang hidup
Iman yang dihayati dan diamalkan
Iman yang berbuah banyak
Segala tindakan kita akhirnya merupakan bukti pengungkapan dan perwujutan iman
B. Aspek-aspek Hidup Beriman Kristiani
Pengalaman religius sebagai orang kristiani adalah pengalaman di mana manusia sungguh menghayati karya dan kebaikan Allah yang berpuncak dalam diri Yesus Kristus, dan karena pengalaman itu manusia sampai pada kemauan bebas untuk menyerahkan diri kepada Kristus.
Penyerahan Iman adalah jawaban atas wahyu Allah yang telah berkarya. Dengan adanya penyerahan iman oran tidak saja mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan tetapi juga mewujudkan tindakan atau perbuatan sesuai dengan ajaran-Nya.
Pengetahuan Iman seorang kristiani juga dituntut terus-menerus untuk semakin mampu mempertanggungjawabkan imannya.
C. Kekhasan Iman Kristiani
Kekhasannya terletak pada pribadi Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus tidak hanya diimani sebagai nabi ututsan Allah, tetapi juga sebagai ‘perantara antara Allah dan manusia’ (1 Tim 2:4). Oleh karena itu, orang yang beriman Kristiani sejati adalah orang yang hidup dan tindakanya diwarnai dan dimotivasi oleh iman Kristiani ini dan bukannya oleh alasan keagamaan yang cenderung lahiriah. Iman Kristiani dirumuskan secara singkat dalam syahadat. Ada dua jenis syahadat, yakni syahadat panjang dan pendek. Keduanya memiliki inti yang sama, tetapi rumusannya berbeda. Seorang yang beriman Kristiani adalah orang yang religius, yaitu orang yang selalu menyandarkan hidupnya pada Kristus dan menyadari bahwa seluruh peistiwa hidupnya adalah karya Kristus yang menyelamatkan. Ciri penghayatan hidup beriman yang dipelihara umat Kristiani yang dihimpun dalam Gereja Katolik, adalah:
Sakramen Baptis artinya ia dilahirkan kembali dalam Tuhan dan dilantik menjadi anak Tuhan
Menerima dan merayakan sakramen-sakramen lain sebagai sarana Tuhan untuk menyelamatkan umat-Nya, dalam pimpinan gembala-gembala Gereja yang dalam hal ini adalah hierarki. Sebagai orang beriman Kristiani ia mengakui imannya akan Kristus.
Bersatu dalam kasih, doa, pelayanan dan kesaksian (bdk. Lumen Gentium art.14)
Bab 5
Hak dan Kewajiban sebagai Anggota Gereja
A. Arti Warga Masyarakat
Istilah masyarakat menurut ilmu sosiologi adalah keseluruhan yang konkrit historis dan segala hubungan timbal balik antara manusia dan macam-macam kelompok. Masyarakat tersusun atas bermacam-macam kelompok, organisasi dan anggota sebagaimana status dan peranan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, mereka harus diatur secara aktif dan adil. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan masyarakat demi perkembangannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti yang seluas-luasnya dan terikat oleh kebudayaan tertentu.
B. Hak Warga Negara
Hak untuk hidup
Hak memilih (hak aktif) dan hak dipilih (hak pasif)
Kebebasan memeluk agama
Hak untuk mendapat perlindungan
Mendapat pekerjaan dan penghidupan yang layak
Hak untuk mendapatkan rasa aman
Ikut serta dalam usaha membela negara
Hak untuk mendapatkan pendidikan
Hak untuk mengeluarkan pendapat
C. Kewajiban Sebagai Anggota Masyarakat
Memelihara keamanan
Menjada ketertiban umum
Mengupayakan kesejahteraan
Memelihara kebersamaan dan kerukunan demi keharmonisan hidup bersama
Membayar pajak
Menjunjung hukum dan pemerintahan
Setia membela negara
Menghormati dan memajukan kebudayaan nasional
Memberikan suara dalam pemilihan hukum
D. Ajaran Alkitab
Pada Matius 17: 24-27, Tuhan Yesus mengajarkan agar setiap warga negara membayar pajak pada kaisar atau pemimpin. Sedangkan pada Matius 22: 15-22, Tuhan Yesus menunjukan bahwa melaksanakan kewajiban merupakan perwujudan iman kepada Allah.
E. Ajaran Tradisi Gereja
Menurut Gaudium et Spes art. 22 disebutkan jika, “pertumbuhan pribadi manusia dan perkembangan masyarakat saling bergantung.” Kemudian dalam Gaudium et Spes art. 1 disebutkan jika, “kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Yesus juga.” Oleh karena itu, setiap warga Gereja dipanggil untuk melayani dan berperan aktif dimasyarakat.
F. Para Pemimpin Masyarakat
Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang mempunyai pemikiran cerdas, bertindak bijaksana, tidak memihak, mengutamakan kepentingan umum
Pemimpin menurut Ki Hajar Dewantara adalah pemimpin yang selalu “tut wuri handayani”, penuh inistiatif untuk menggerakan dan mendukung anak buahnya.
Pemimpin yang baik akan menghasilkan karya-karya yang mengaggumkan karena didukung dengan kerja keras, kedisplinan dan sadar akan perannya
Pemimpin yang baik menurut Tuhan Yesus adalah orang yang rela berkorban demi kepentingan banyak orang. Yoh 10:1-18 “gembala yang baik akan mengenal domba-dombanya”
Pemimpin palsu adalah pemimpin yang lari ketika masyarakat dalam kesulitan dan membutuhkannya.
Pemimpin yang baik adalah mengenal dan dikenal oleh rakyat/anak buahnya, sehingga ia akan mengetahui anak buahnya, maka ia akan memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan anak buah/rakyatnya.
Pemimpin menurut Tuhan Yesus adalah pemimpin yang menjadi abdi/pelayan banyak orang, melaksanakan hal-hal yang dibutuhkan dan diharapkan banyak orang.
G. Kebebasan yang Bertanggung Jawab
Maksud kebebasan yang bertanggung jawab adalah kebebasan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain sesuai dengan niat dan bakat masing-masing, dan dihayati berdasarkan peran suara hati yang benar, sehingga kita harus dapat membina hati secara terus menerus.
Bab 6
Bangsa Israel Memasuki Tanah Terjanji
Dalam kejadian 1:26-28 dikatakan bahwa manusia sebagai citra Allah (Serupa dan segambar dengan Allah), karena:
Manusia memiliki martabat sebagai manusia
manusia mengenal dirinya sendiri
Menjadi tuan atas dirinya sendiri
Mengabdikan diri dalam kebebasan
Hidup dalam kebersamaan dengan orang lain
Dapat berelasi dengan Tuhan Sang Pencipta
Manusia juga dibedakan dengan makhluk hidup lainnya oleh Tuhan, kemampuan dari Tuhan yang hanya khusus untuk manusia adalah:
Akal budi
Kebebasan
Hati nurani
Bab 7
Menegakkan Keluhuran Martabat Manusia
A. Membela Kehidupan
Kehidupan sangat berharga bagi manusia. Perjuangan untuk membela kehidupan dan merawat kehidupan menjadi hal yang utama dan pertama bagi manusia.
Usaha yang dapat dilakukan manusia untuk melindumgi kehidupan, antara lain: pelayanan kesehatan, pelayanan sosial, perlindunan terhadap hak asasi manusia, penetapan hukum dan perundang-undangan yang mengatur hidup bersama.
Kenyataannya sekarang banyak orang yang memilih “budaya kematian” yang merupakan lawan dari “budaya kehidupan”. Budaya kehidupan adalah sebuah kebiasaan yang menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan sedangkan budaya kematian adalah suatu kebiasaan atau tindakan yang tidak menghargai kehidupan.
Budaya kematian bertentangan dengan kodrat manusia yang dipanggil untuk memelihara dan mengembangkan kehidupan menuju kesempurnaan.
Tindakan-tindakan yang menunjukan budaya kematian adalah: pembunuhan, mutilasi, aborsi, dsb.
Budaya kematian meliputi segala bentuk tindakan yang merusak, mengancam, dan menghancurkan hidup manusia entah jangka panjang atau pendek.
Gereja sejak dulu melarang segala bentuk menghilangkan nyawa seseorang.
Hidup manusia sejak dalam kandungan sampai tua harus dipelihara, karena hidup manusia sangat berharga melebihi kebutuhan apapun.
Dalam alkitab, Allah berfirman “Jangan membunuh“ (Kel 20:13). Perintah Allah ini dilandasi kepercayaan bahwa kehidupan manusia yang diberikan oleh Allah sangat bernilai dan harus dihormati.
Menurut Paulus, setiap orang beriman harus berani memperjuangkan kehidupan yang mengandalkan peranan ROH dan bukan hidup menurut daging. Dalam Karekismu Gereja Universal art. 2288 dan 2289 dikatakan bahwa kehidupan dan kesehatan merupakan hal yang bernilai, yang dipercayakan Tuhan kepada manusia. Oleh karena itu, kita harus merawatnya dengan bijaksana dan bersama itu juga memperhatikan kebutuhan orang lain dan kesejahteraan umum. Seluruh dimensi hidup, baik fisik, mental, sosial maupun spiritual harus dipenuhi secara seimbang sehingga memiliki hidup yang sehat.
Bab 8
Melestarikan Keutuhan Alam Ciptaan
A. Pengertian Lingkungan
Pengertianlingkungan adalah sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia, baik langsun maupun tidak.
Lingkungan dibedakan jadi 2, yaitu:
Biotik adalah segala makhluk hidup
Abiotik adalah semua benda mati
B. Jenis Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Alami, merupakan lingkungan bentuk alam yang terdiri atas berbagai sumber alam dan ekosistem dengan komponen-komponennya, baik fisik, biologis. Lingkungan hidup alami bersifat dinamis karena memiliki tingkat heterogenitas organisme yang sangat tinggi.
Lingkungan Hidup Binaan/Buatan, mencakup lingkungan buatan manusia yang dibangun dengan bantuan atau masukan teknologi, baik teknologi sederhana maupun modern. Lingkungan hidup binaan/buatan bersifat kurang beraneka ragam karena keberadaannya selalu diselaraskan dengan kebutuhan manusia.
Lingkungan Hidup Sosial, terbentuk karena adanya interaksi sosial dalam masyarakat. Lingkungan ini dapat membentuk lingkungan binaan tertentu yang bercirikan perilaku manusia sebagai makhluk sosial.
Sumber: marcellafolina.blogspot.co.id
shadowfirenf.blogspot.co.id
No comments:
Post a Comment